Sajak Pulang

Mak, abu pulang

Bekalmu tiada

Kantung do’amu bocor

Malammalam abu sisa gerimis

Layar abu diamuk badai

Sampan ini dampar di suluh rindu

Sesat di wilayah yang tak tercatat

 

Abu hanya ingin pulang mak,

Kalaupun abu menangis kini atau esok

Abu hanya ingin pulang

Pada nurani dan selaut nyanyiannya

 

_____Abu merasa, dunia benar-benar sudah tidak waras untuk kusinggahi

Kebaikan seumur hidup, dirusak keburukan satu masa_____

 

 

2009

 

Surat Lebaran buat Emak

I

Mak, Abu tak pulang

paket do’amu sudah kuterima

dan kuamini

apa salam dosaku juga sudah kau terima Mak?

abu telah menitipkannya pada kereta senja

di sepanjang gerbong yang sudah sesak peluh dan harapan

karena tiap-tiap gerbong sudah tak mampu menampung sisa dosaku

maka, kupaketkan sisanya lewat surat saja mak,

II

Jangan menangis hanya karena menerima dosaku mak,

dosaku kukirim tidak untuk kau tangisi, 

dosaku kukirim untuk kau maafkan,

balaslah surat berisi dosa ini mak, ku tunggu maafmu

 

2009

 

Sajak Rindu

pada larik hujan yang tanggal di bulan ini

ku titipkan selaksa rindu bagi senja di wajahmu

dan matamu  yang ungu

 

2009

 

 

 

Pada suatu Petang di Tikungan yang Sunyi


Petang, seperti mimpi,

kita terpejam kemudian menjelma yang lainnya

sepertinya kita bukan yang ada

 

petang, seperti mimpi

setiap kita terbagun

seolah tersadar

kemudian hilang

 

mimpi, seperti petang

senjanya bertabur di kedalaman sunyi

petang, seperti abu

lengang disetiap tikungan

 

langit abu

malam, hujan bintangbintang

 

maka pada setiap sujud

kita rapalkan senandung sunyi

hingga ke dasar petang

 

barangkali selaksa purnama

bersinar dipadang do’a

 

petang ini,

kita hanya terpejam

sebentar

sesekali meratap sesuatu

lalu esok akan kembali

seperti muasalnya

setelah fajar menghantarkan hawanya

kemudian matahari menjulurkan lidahnya

 

2009

Istirah Perburuanmu

                    -Siti sukriyah

aku membaca selaut nyanyian

penjaga sungai-sungai dan lembah

dari bibir kekasihku

 

disetiap waktunya,

ia melewati ruang paling abu

dan menemukan ainul hayat

 

ia hidup

dari bibir kekasihku

 

maka yang kau buru

adalah ia, yang hidup di bumi berpasir merah

dan dari tepi zaman

yang membuat manusia berputarputar seperti pusaran gelombang,

akan kau temukan para prajurit menyesal

dengan zamrud dan yakut yang mereka ragukan

 

sekali lagi,

ia hidup

dari bibir kekasihku

 

2009

 

 

 

melawat rumah singgah

aku hilang peta, harta dan nama

meninggalkannya, seperti abu

seperti puisipuisi yang kacau

dan kini selepas kembaliku

ia menjelma kupukupu yang merawat puisi di taman kambojanya sendiri

Suatu Petang di Kebumen

 -rakai lukman

sepi, tak ada tawa udara
tak ada kulit legammu
tak ada keluh “aku ingin pulang”
tak ada pakaian kumalmu
juga telur kutu yang kau banggakn
tak ada teriakanteriakan yang diatur
tak ada sepatu berlubangmu
tak ada lompatanlompatan aneh
tak ada truk yang menunggu pulang
tak ada jeans dekilmu yang bendel dan suka melorot
tak ada lirikan mata dan senyuman malumalu
juga romantika basi di pantai bocor
tak ada bangku dilantai dua tuk melihat bulan
tak ada bintang dan lelaki yang memungut kata untuk bekal pulang
tak ada bahu baumu juga kecupan terkejut
tak ada genggaman tangan dan sepasang kekasih
yang sedang jalanjalan dipagi yang lengang
tak ada

Juli, 2008