-Dewi Sartika
Dew, bagaimana mungkin malaikat abu
yang kau ciptakan dapat ku lihat
ia berlari mengembangkan sayap abunya
merapat padaku dan membangunkan bulu-bulu lembutku
Dew, malaikatmu menakutiku dengan sayatan lukanya
Membuat tubuhku meringkuk
meski ia hanya bersanding, tidak berkata dan menyentuhku
kau tau, semula aku mengira ia bukan malaikat karena sayapnya abu
dan jubahnya hitam seperti jelaga di tungku dapur ibuku
tapi bulunya jatuh dan hilang
matanya ungu begitu lengang
menyimpan renyai
pada lipatan wajahnya
dan lekuk tubuh mungilnya
menyisakan selaksa do’a pada jutaan lilin tua
kini aku percaya, ia malaikat yang kau ciptakan
dari segala mata air air mata
2009
"hujan saja hari ini,tak kan ada yang menjahit langit..dan aku bukan malaikat kecil yang manis mengganti sajak saat mendung mulai menyergap wajahmu"
Pengantin Abu II
Sunyi, ia letakkan tangan di sela jendela
Memanggil-manggil sukma dalam derai rindu
Sunyi, ia utaskan tali dalam nama-nama dan ketidakpastian
Menyusur ingatan di pangkuan bulan merah jambu
Di bilik rumah tak bertuan
bersama bunga-bunga mengetuk pintu memory
Mengalun gumamannya ”cinta, seperti potongan cermin yang kupungut di jalanan”
2009
Memanggil-manggil sukma dalam derai rindu
Sunyi, ia utaskan tali dalam nama-nama dan ketidakpastian
Menyusur ingatan di pangkuan bulan merah jambu
Di bilik rumah tak bertuan
bersama bunga-bunga mengetuk pintu memory
Mengalun gumamannya ”cinta, seperti potongan cermin yang kupungut di jalanan”
2009
Langganan:
Postingan (Atom)