R a c u n S e m e s t a II

Bulan bualan merebutmu dari kesunyian
Sajen komplit televisi dan handphone
Menggerus dinding dingin malam
Pun engkau larut,pasrah dalam kejahatan
Bukan tak asik musik pabrikan kecut
Diam-diam menggiring bebek bebek
Masuk kubangan lumpur dusta
Panca indra kebebasan menidurkan akal
Kau lahap habis,kau dengar habis, kau puja kau ikuti sampai kau hilang dalam rimba sosial media
Lalu engkau lelah, engkau istirah
Sambil mendengar kepalsuan kepalsuan
Kau minum air tanahmu yang diolah  keserakahan
kau kunyah habis  matahari
tanpa ampas sisa sia
Kau tanam plastik dan beton
Tangan kuasamu lebur martabat

Tak melulu engkau juga aku
Meringis telanjang
Puja berhala

Agustus 2016



R a c u n S e m e s t a

Mustahil kurayakan ritual 
Pernyataan akad semesta
Junjungan hijau pertiwi
Lindas kena gores anak tualang 
Yang linglung
Silau imaji pukau obsesi
Sampah serapah menggunung
Gugur perisai tanah merah
sisa hajat dan tirakat gerimis
Taburi murka peracun tengil

Agustus 2016



G e m b a l a A n j i n g

Karena aku menuntunnya
Engkau dan aku berjarak
Atas keputusan keputusan
Yang kau yakini benar

Kau tuding tuding letak iman
Yang ruangnya tak dapat diduga
Karena memberi makan dirinya
Kau kutip ayat penghancur
Kau kutuki setiap gerak gerikku
Padahal kesucianmu berhala

Bukan kambing namun anjing
Kubawa  kesayangan
Makan bangkai dan memunguti sampah kehidupan
Menciumi bau busuk oplosan kepalsuan
Kubawa kesayangan
Menciumi tanah dan sungai sungai purba
Mengendus tulang tulang yang terkubur dalam ketidakpasian
Menelusuri gua gua dan terus mencari lentera sejati
Kesayangan lari ke hutan
Menyisir setia yang pudar seiring waktu
Kesayangan lari ke kota
Menjilat remah remah rembulan yang digilas lampu lampu
Kesayangan menyusur jalan
Mengangkut debu dan matahari
Buat penyuci kesombongan
Kesayangan menghilang
Menubruk besi karet beranak timbal
Terlempar di telaga lengang
Dan kami sama sama kehilangan

Agustus 2016












R U m A h T a n G G a

Pengabdian dijual dengan harga jenaka
Tukar martabat ataukah aib
Kisruh dan brutal sajian klasik pemburu angka
Ibu menangis di dapur abu
Tembakau dibakar di pasar sendiri
Tetangga tepuk tangan sebar recehan
Bapak gadaikan rumah pada penyewa

08 2016


M a l a i k a t B e r s a y a p S a t u

Sajak kecil yang terluka di sudut ruang
basah kena air dukamu
Riwayat kata menoreh rindu
Pada angin dan kesunyian

Oo malaikat bersayap satu
Engkau muncul lagi dalam hening
Mengantar sajak dan lukaluka

Pada terang rembulan
Engkau terbang mencabut kepedihan
Dan lara rindu para pertapa

Pada mata beningmu
Engkau tabur buliran cahaya
Bisikmu:"bersiaplah, malaikat dan pasukannya sedang menambal langit negerimu"

20-08-2016

P a m i t

Tujuh hutang direlakan
Penjaga wasiat tebar siasat
Sanak kerabat jumpalitan
Harta benda
Surat menyurat
Bikin kikir bertahan
Kupasrahkan tahta magis
Penghancur martabat
Yang bikin para penjilat makin mungkar
Kusumbangkan uang keramat
Pembeli diri dan jiwa yg lemah
Kuberikan batu pemikat
Susuk abadi perampok singgasana

Aku pamit dengan kengerian

Agustus 2016