Pengelana yang Lupa Pulang


Anakku,
pengelana yang lupa pulang
lupa pada kampung dalam dadamu
pada puisi dan senandung Nabi-nabi
meniupkan pesan padamu
anakku,
Bismillahmu masih berdengung
masih hangat di telinga ibu, nak
meski ratusan bulan berganti
daratan menjelma gigir lautan, rembulan pecah, matahari merapat
bintang-bintang saling bentur, gunung-gunung menghambur
memuntahkan kesunyiannya
sungguh, Bismillahmu
masih berdengung
maka jangan kau catat muslihat
dalam rencana-rencana
waktu yang gugur
seperti daun-daun jatuh di atas kuburan
anakku,
Pengelana yang gugur dalam sajak
Tumbang dalam pasai
zaman yang membuatmu berputar-putar
seperti pusaran gelombang
mencuri tubuh, lalu tak pernah melabuh

Mei, 2009