Monolog Sunyi

/ Oh, begitu rupanya

Ternyata tuan ini suka mengada-ada

Suka menjebak kami pada lingkaran yang sadis dan lucu

Selamat tuan pendeta suci, gus, atau apalah sebutannya

// Ah, kamu ini bisa saja,

Aku hanya ingin memberi pelajaran bagi hawa

Juga para pengikutnya

aku senang bermain dengan mereka

Mereka begitu lucu

Dan suka diperlakukan seperti itu

/// Tuan-tuan ini bicara apa?

Perempuan? Ha..ha..ha

saya, heran dengan mereka

Mereka suka bicara yang tidak perlu dibicarakan

yang tidak semestinya,

Suka menipu untuk menjaga keagungan citranya

Padahal mereka menipu diri sendiri

Perempuan, melulu kecipak kolam mainan dan ranjang

//// Astaga,

Itu tidak benar, perempuan begitu mulia, lembut dan suci

Cinta perempuan begitu dahsyat

Tuan pendeta suci seharusnya juga tidak memperlakukan mereka seperti itu

Dan anda tuan, anda juga berbicara tidak semestinya

Hal ini memang banyak terjadi di dunia yang sudah tidak waras ini

Tapi tidak perlu dibicarakan

// Aku tidak peduli pada kalian keparat kecil,

Pergi dan biarkan aku bertapa di peraduan malamku yang binal

2009

Abu Dzar Al-Ghifari

Masa ini begitu sunyi kuarungi

aku berada pada wilayah tak tercatat

 

Katamu:

Kenangan seperti genangan hujan

dan aku masih mengenang:

ada apa dengan matamu, sayang

 

ia basah,

aku melihat Abu Dzar

bersemayam di matamu

 

2009

 

 

 

Sajak Rindu II

Masih ku tuai

riwayat nabi-nabi yang kau tanam dalam sepiku

malam hujan bintang-bintang

rembulan merekah saat ayatmu mengalun

dan pucuk-pucuk daun dendangkan tasniah

_______Telah lahir dari rahimmu,

Bibirmu,

Juga matamu, sayang

Hai kau, penyelamat zaman________

2009