JAPA



Dibalik rindu yang mengabut-kata-kata tumbuh sebagai luka-pertemuan tumbuh sebagai tunas perpisahan, cahaya berkembang dibalik kegelapan, tak bisa lagi kubedakan kanan dan kiri-nama-nama menyebut namamu,kong kalikong-masa,daya,rata sebagai kebiasaan-kong kalikong rasa, sebagai sasmita-
Jumput maut-sejumput kisah-gaya merenggut daya, rupa merampas daya, dunia merampas satya- kenanga putih bergelombang melambai ruhnya-tabir kesunyian. Kesumat menjelma benih perkara yang terus berbunga, bangkai-aroma selunglai kasih pada kisah dan desah ranjang cerita luka,-duka perkara, peristiwa merebut waktu dari kuku-kuku kematian, redup senja menjelma kisah sayang sendu berlalu.
Tunas tumbuh serupa barisan pasukan yang terus bergerak menemukan matahari di balik candi cendana, canda anak-anak pembawa pecut mengiringi gerak air, angin, tanah, api. Gerak langkah sang gembala peniup seruling diantara kerbau dan rumput. Kami hanya mengikuti, syahdu syair yang Kau turunkan melalui sang gembala,-kami hanya mengikuti, menamainya sebagai kewajiban menjaga dan menularkannya sebagai suatu yang harus terus diikuti,- syair itu terus didengar, dilantunkan sebagai penjaga kami dari pedang dan suara-suara terkutuk.

Oemah Naga - 
Juli 2013