"hujan saja hari ini,tak kan ada yang menjahit langit..dan aku bukan malaikat kecil yang manis mengganti sajak saat mendung mulai menyergap wajahmu"
Almarhum Asmara (Asma sira-asma ingsun)
Kopi senja, retas-retas gerimis, gelas pecah dan istri simpanan
Lengkapi dapur kakek tua
Rumah-rumahnya raib dikencingi kuda-kuda gaib
Ribuan pedati
Hampiri kakek pembawa cawan yang gumpil
Hendaklah pulang
Randu-randu gugur
Terpaan musim masam
Dilumat keramat
Sudahlah, rindu dan luka teramat getir
Berdesir-desir dadamu-dadaku
Meratap liukan luapan asmara
Yang pada akhirnya menjuntai
Jelma kembang tetes perpisahan
Lukaku-lukamu tak kunjung kering
Pada setiap peristiwa
Dendamku-dendammu berderu
Kecamuk kian meronta
Berontak pada silam
Pada cawan gumpil dan cangkir
-Kuda-kuda berlari menjemput kakek
macan putih siap sigap menyambut
Darahmu yang kopi
Nov 2012
Kenanga Kenangan
Ode Nimas Ayu Cengkir
sekelebat bayangan mengintai
samar rona biru meresapi dinding-dinding tua
meruap aroma kenanga
titis kembang putri santun
lirih suara menarik laku
tuk tarian sampur ayu
krincing-krincing gelang kaki
menyibak tirai yang mengatup
netra membuka kelopaknya
sluman slumun slamet
kembang kenanga terselip di telinga
Sept 2012
sekelebat bayangan mengintai
samar rona biru meresapi dinding-dinding tua
meruap aroma kenanga
titis kembang putri santun
lirih suara menarik laku
tuk tarian sampur ayu
krincing-krincing gelang kaki
menyibak tirai yang mengatup
netra membuka kelopaknya
sluman slumun slamet
kembang kenanga terselip di telinga
Sept 2012
Langganan:
Postingan (Atom)