Meningkat di Bulan Syawal

Waktu bergulir,dunia semakin cepat berlari hingga kita tak mampu mengejarnya. Ramadhan telah berlalu meninggalkan kita atau kita atau kita yang berlalu meninggalkan dan melupakan ramadhan?

Syawal, ya, terkadang kita sering menafsirkan syawal semau kita. ”meningkat”, apakah benar peningkatan dalam taqwa?atau peningkatan porsi makan?peningkatan nafsu makan, nafsu membeli hape dan motor baru, nafsu menghujat, nafsu korupsi, nafsu membicarakan aib orang lain, nafsu berpuasa hingga kitapun sering menghujat orang yang tidak berpuasa pada bulan syawal dengan dalil-dalil yang memojokkan mereka dan dengan sindiran-sindiran kecut yang menyakitkan mereka.

Di televisi, saat ramadhan semua tayangan berbau puasa. Iklan, lawakan dan sinetron yang sok islami. Gosip yang sok islami pula. Mereka menayangkan perempuan-perempuan yang rela dilecehkan untuk berperan menjadi iblis dengan segala kedustaan dan kelicikannya.

Hanya saat ramadhan, organisasi, kampus dan media-media sibuk menyelenggarakan diskusi-diskusi bermuatan puasa. Namun saat syawal menggelar syawalan sebagai pembuka bulan foya-foya. Kembali pada fitrah yang ditafsirkan dengan ganjil. Fitrah yang mana?fitrah yang suci atau kotor? Kembali curang, kembali cuek pada tetangga, kembali pelit, kembali ngrasani, kembali berdusta, kembali berzina dengan gambar-gambar telanjang tanpa sadar diri sendiri sudah telanjang. Ha ha hai, khan ramadhan sudah lewat jadi nggak perlu mikirin ”malu kalau tidak puasa” (puasa sebagai trend dan gengsi dong?). dipikirnya sudah suci setelah ramadhan? Dipikirnya sudah sudah bebas melakukan kesalahan baru karena telah dimaafkan? Memangnya siapa kita ini?

Allah berkata dalam surat Al-Baqarah 183 bahwa tujuan puasa adalah agar kamu bertakwa. Bertaqwa yang seperti apa?

Saat ramadhan sudah pasti berpuasa, tapi puasa belum tentu ramadahan. Berpuasa sudah pasti berusaha mensucikan diri tpai bukan berarti sok suci sehingga merasa bertaqwa dan bebas menggurui orang-lain dengan cara-cara yang menyakitkan. Menang melawan hawa nafsu dan kembali suci itu hak Nya. Karena Dia tahu betul soal diri kalian ketika menjadikanmu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu, maka janganlah kamu sok suci-sucikan dirimu, Dia tahu betul siapa yang palingh bertaqwa. (An-Najm 32).

Lalu bagaimana mengejar ketertinggalan kita?kita berlari ke arah kemenangan modernisasi namun kita tidak sadar telah menuju kebinasaan masal. Peningkatan yang mana yang disebut-sebut dalam setiap ceramah syawalan jika realitanya kita jauh tertinggal?terhempas dalam ke sok sucian diri.

25 Syawal 1432H


Tidak ada komentar: