Kamu yang pernah mengenalku
Esok tiada lagi
Entah bagaimana ini?
II
Aku begitu khawatir padamu,
Padaku, pada kita
Berbulan-bulan aku rindu, tapi waktu hanya berlagu
Lalu berlaga seolah tak memungkinkan bagi kita untuk bertemu
Serta segenap alasan yang tak pantas disebut alasan
III
Ketika aku mulai berfikir apapun yang disebut perasaan padamu
Aku mencoba mengalihkannya pada sesuatu yang lain
Tapi apa kamu tau, itu sama saja menyakiti diri sendiri
IV
Hari-hari menjelang kepulanganmu terasa lebih sakit daripada menunggumu dalam beberapa waktu
Hari-hari ini aku merasa berada pada wilayah tak tercatat
Bagaimana ini?
V
Yang sangat indah adalah
Ketika duduk di bawah cahaya rembulan
Mendengarmu bercerita masa kanakmu,
Tuturmu tentang sandiwara, dan peran,
Tentang segenap emosi, tulisan, ruang berfikir, alam
Dan segenap kesabaranmu yang aku rindukan
Yang paling sepi adalah
Ketika kita berlari kala senja
Ah…sudahlah
VI
Esok, ketika libur tiba
Aku akan menengokmu
Berkenalan dengan
VII
Esok, setelah studyku dari sebuah sistem yang aneh itu berakhir,
Kamu akan datang pada perayaan itu bukan?
Dimana mereka yang purna mengenakan jubah hitam besar dan topi yang aneh,
Mereka biasa menyebutnya toga
VIII
Kamu ingat,
Kita sering mengangis dibawah gerimis
Dan aku selalu mencoba menghapus air matamu yang tak pernah menetes
Dan kamu selalu berkata “kenapa kesedihan yang dibagikan?bukankah kebahagiaan lebih layak dibagi?”
IX
Kamu yang tiba-tiba menghilang
Dan aku mencarimu di rumpunan cyber
Juga dalam nomor-nomor yang ganjil
Pesan singkat yang tak kunjung kau balas
Bikin berdenyut segala di tubuhku
X
Di akhir tahun yang selalu sepi
Mengingat mereka meniup terompet usang yang terbakar senyum bulan kemarin
Di akhir tahun yang itu-itu saja
Dengan segenap kenangan
Aku ikhlaskan kepulanganmu
Desember, 2009
1 komentar:
kahin = nikah ?
Posting Komentar